KARYA
TULIS ILMIAH
Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Pembuatan Asap Cair Untuk Pengawetan
Produk Perikanan Dalam Rangka
Pengembangan Potensi Sektor Kelautan Kabupaten Cilacap
Disusun
Oleh :
Judho Prabowo
6637
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN CILACAP
SMA NEGERI 1 MAOS
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolongan – Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang berjudul “Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan pembuatan Asap Cair
untuk Pengawetan Produk Perikanan Dalam
Rangka Pengembangan Potensi Kelautan Kabupaten Cilacap “. Meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang penuis
alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulisberhasil menyelesaikannya dengan baik.
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk
diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis IlmiahTingkat SMA / SMK / MA se-Kabupaten Cilacapyang diselenggarakan oleh Politeknik Cilacap Tahun 2013
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak
lepas dari dukungan banyak pihak baik itu bimbingan, petunjuk, maupun informasi
yang sangat membantu. Oleh
karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari
masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis ilmiah ini. Oleh karena
itu penuis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun penuis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya
Akhir kata, penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
|
DAFTAR ISI
Halaman
|
|||||||||
HALAMAN JUDUL..............................................................................
|
i
|
||||||||
KATA PENGANTAR...........................................................................
|
ii
|
||||||||
DAFTAR ISI.........................................................................................
|
iii
|
||||||||
ABSTRAK
..........................................................................................
|
iv
|
||||||||
BAB 1 PENDAHULUAN
|
|||||||||
1.1
|
Latar
Belakang
...............................................................
|
1
|
|||||||
1.2
|
Rumusan
Masalah .........................................................
|
2
|
|||||||
1.3
|
Tujuan
Penulisan
...........................................................
|
2
|
|||||||
1.4
|
Tinjauan
Pustaka...........................................................
|
2
|
|||||||
BAB 2 MANFAAT PENELITIAN
|
…………………………………….
|
4
|
|||||||
BAB 3 PROSES PENELITIAN
|
|||||||||
3.1
|
Alat yang Diperlukan..........................................................
|
5
|
|||||||
3.2
|
Bahan yang Diperlukan
....................................................
|
5
|
|||||||
3.3
|
ProsesPenelitian................................................................
|
5
|
|||||||
3.4
|
Teknik Pengumpulan Data ................................................
|
6
|
|||||||
3.5
|
Analisis Data......................................................................
|
6
|
|||||||
BAB 4 : PEMBAHASAN
|
|||||||||
4.1
|
Pembahasan.....................................................................
|
8
|
|||||||
BAB 5 : PENUTUP……………………………………………………….
BAB 6 :
BAGIAN INTI
|
9
|
||||||||
6.1
|
Kesimpulan
.....................................................................
|
10
|
|||||||
6.2
|
Saran
..............................................................................
|
10
|
|||||||
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
|
11
|
||||||||
Kabupaten
Cilacap merupakan kabupaten yang kaya akan sektor agraris dan sektor kelautan.
Sebagian besar masyarakat Kabupaten Cilacap bekerja sebagai petani dan nelayan.
Dari kegiata sektor agraris muncul permasalahan tentang menupuknya jumlah
limbah sekam padi yang tida bermanfaat.Sedangkan dalam sektor kelautan muncul
suatu masalah dalam hal pengolahan hasil produk kelautan karena banyak
masyarakat Cilacap yang masih mengolah produk hasil laut dengan metode
penggaraman.
Dengan adanya pemanfaatan limbah sekam padi
sebagi asap cair yang diperoleh melalui proses penyulingan,maka diharapkan
dapat memberikan solusi atas permasalahan diatas, yaitu mengurangi jumlah
limbah sekam padi serta menciptakan suatu teknik pengawetan ikan dengan
menggunakan metode asap cair yang memiliki kelebihan utama membunuh bakteri
tanpa mengurangi nilai gizidaripada teknik penggaraman yang hanya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri namun mengurangi nilai gizi karen adanya
pemaparan sinar matahari langsung pada saat proses penggaraman.
Kata
Kunci :, Pengolahan Sekam Padi,Penyulingan,Asap Cair
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten yang kaya akan
keunggulan sektor agraris dan sektor pertanian. Kekayaan sektor agraris
ditunjukan dengan banyaknya nilai produksi padi di Kabupaten Cilacap. Dengan
adanya fakta ini menunjukan bahwa banyak sekam padi yang tidak dimanfaatkan
(sebagai limbah) karena masyarakat tidak mengetahui cara untuk memanfaatkan
limbah sekam padi tersebut. Inilahnya yang menjadi masalahnya,seperti yang kita
ketahui bahwa limbah sekam padi akan memberikan bau tidak sedap (polusi
udara).Jika hal ini dibiarkan secara terus menurus maka akan menimbulkan suatu
ketidaknyamanan. Padahal sebenarnya,Limbah sekam padi dapat dimanfaatkan.
Untuk itu,kami mengadakan
sebuah penelitian menenai pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan yang
dapat digunakan sebagai salah satu produk pengawetan yang diperoleh melalui
metode penyulingan yang nantinya akan menghasilkan asap cair.Asap cair
ini,dapat digunakan dalam kegiatan sektor kelautan yaitu sebagai salah satu
cara untuk mengawetkan ikan.Dengan menggunakan asap cair,ikan dapat diawetkan
dalam waktu yang lebih dibandingkan dengan teknik penggaraman,karena pada
teknik penggaraman,seluruh bakteri tidak mati. Selain itu asap cair juga tidak
mengakibatkan perubahan rasa pada ikan serta tidak akan mengurangi kandungan
nilai gizi pada ikan yang diawetkan.Oleh karena itu,penelitian ini diharapkan
dapat
mengembangkan potensi sektor agraris
dan sektor kelautan yang dimilki Kabupaten Cilacap.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar
Belakang diatas,dapat dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana proses
pembuatan asap cair (Liquid Smoke) dari sekam padi dengan metoda destilasi?
1.3.
Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang
dirumuskan,maka tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah ;
1. Untuk mengenalkan cara membuat asap cair secara sederhana
kepada masyarakat dengan bahan sekam padi.
2. Untuk meningkatkan jumlah produksi olahan ikan di
Kabupaten Cilacap melalui pengawetan ikan dengan asap cair.
1.4.
Tinjauan Pustaka
A.
Sekam Padi
Negara Indonesia
tergolong negara agraris dimana komoditas utama rakyatnya adalah
beras..Padi,selain menghasilan beras juga menghasilkan produk sampingan berupa
sekam.Pemanfaatan sekam selama ini belumlah optimal,kebanyakan hanya digunakan
sebagai campuran dalam akan ternak. Tidak jarang terlihat pada penggilingan
padi tumpukan sekam menggunung dibakar begitu saja. Padahl sekam dapat
dijadikan alternatif sumber energi.
Dapat dibayangkan dari
55 juta ton padi,dapat diperleh sekitar 12 juta ton sekam,jadi 1 to padi dapat
menghasilkan 220 Kg sekam. Untuk
mengolah 1 ton padi menjadi sekitar 650 kg beras diperlukan energ 30-60 KWh(www.Bung.Hatta.Info.Content.Ir.MuhhibullahAzfaManik,MT ).
B.
Definisi Asap Cair
Asap cair merupakan suatu hasil destilasi
atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak
langsung maupun langsung dari bahan bahan
yang banyak mengandung karbon serta senyawa-senyawa
lain, bahan baku yang banyak digunakan adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas
hasil penggergajian kayu. Pszczola (1995), menyatakan asap cair didefinisikan
sebagai kondensat berair alami dari kayu yang telah
mengalami aging dan filtrasi untuk memisahkan senyawa
tar dan bahan-bahan tertentu. Sedangkan
menurut Darmadji (2009),
C.
Komponen
Penyusun Asap Cair
Komposisi kimia asap cair sekam padi adalah
fenol 5,13%, karbonil 13,28%; asam 11,39%. Asap cair memiliki
7 macam senyawa dominan yaitu fenol,
3-metil-1, siklopentadion, 2-metoksifenol, 2-metoksi-4metilfenol, 2,
dimetoksifenol, 4-etil-2-metoksifenol dan 2,
dimetoksibenzilalkohol. F
Destilasi merupakan proses pemisahan komponen
dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya, atau pemisahan campuran
berbentuk cairan atas komponennya dengan proses penguapan dan pengembunan
sehingga diperoleh destilat dengan komponen-komponen yang hampir murni.. Suhu
sekitar 150oC – 200oC sudah cukup untuk menghasilkan asap
cair yang bagus..(Hilmawati. 2010: 57).
Pemurnian asap cair bertujuan untuk
meminimalisir jumlah tar pada asap cair. Proses tersebut dapat dilakukan dengan
proses distilasi seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun asap cair yang
baru keluar dari distilasi masih belum langsung dapat digunakan sebagai
pengawet makanan. Karena masih ada proses yang harus dilalui(Hilmawati. 2010:
98).
BAB II
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat kami
melakukan penelitian ini adalah:
1.
Kami
dapat mengolah limbah sekam padi menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna
2.
Dapat
mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai cara-cara mengolah limbah sekam
padi menjadi asap cair yang bermanfaat dalm pegawetan ikan
3.
Memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai kelebihan pengawetan ikan dengan aspa
cair dibandingkan dengan teknik penggaraman.
BAB III
PROSES PENELITIAN
3.1
Bahan
yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses priolisis pembuatan
asap cair, antara lain:
a. Limbah Sekam Padi
b. Air
3.2
Alat
yang digunakan
Alat yang digunakan
dalam proses priolisis pembuatan asap cair, antara lain:
a. Tangki
pembakaran
b. Tangki
pendingin
c. Tabung
tar
d. Jerigen
e. Tangki
destilasi
f. Saringan
3.3
Proses Pembuatan Asap Cair
1). Pertama sekam padi dibersihkan dan
dikerigka untuk mengurangi kadar Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis
yang merupakan proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras
menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran
tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja
pada temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran. Asap hasil
pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari
proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang.
Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak
pendingin.Air pendingin dapatberasal dari air hujan yang ditampung dalam bak
penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.
2). Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang
tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan.
Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan
selama seminggu. Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat
destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung. Destilat ini
masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain
yang harus dilewati.
3). Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk
mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat
destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat
asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet
makanan non karsinogenik.
4). Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif
Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk
mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat.
Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang
berisi karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau
asap ringan dan tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan
pengawet makanan yang aman, efektif dan alami.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah
Metode Literatur /Metode Studi Pustaka dan Metode eksperimen.
3.5
Analisis
Data
Berdasarkan data hasil penelitian telah dilakukan
(Darmadji, 2002) asap cair yang sudah dipisahkan tadi berdasarkan titik
didihnya maka di ujikan ke bakteri untuk melihat daya antibakteri dan
antioksidannya serta melihat potensi pencoklatan fraksi-fraksi asap cair.
Semakin tinggi suhu fraksinasi maka kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri pathogen semakin besar, hal ini disebabkan karena kenaikan suhu pada
kadar fenol dan kadar asam pada destilasi, sebab daya antibakteri dan daya
antioksidan diperankan oleh kadar fenol dan kadar asam dalam asap cair. Serta
warna-warna yang dihasilkan oleh fraksi-fraksi asap cair tidak begitu menonjol
kecoklatannya, hal ini disebabkan karena kadar karbonil tidak mencerminkan
untuk membentuk warna coklat walaupun kadar karbonil dihasilkan banyak pada
fraksi A, berarti kemampuan karbonil untuk memberikan warna coklat pada pangan
tidak begitu berperan pada suhu rendah.
BAB IV
Asap cair diproduksi dengan proses Pirolisa sekam padi
pada suhu 4000C selama 1 jam. Asap yang terbentuk kemudian di
kondensasikan dengan air sebagai media pendinginnya. Pemurnian asap cair ini dilakukan
dengan metode destilasi, dimana asap cair dimasukkan ke dalam labu destilasi.
Menurut (Suwarso, 2002) asap cair yang diperoleh dari tahap pirolisiss atau
grade 3 masih mengandung tinggi tar dan benzopiren sehingga tidak aman untuk
diaplikasikan untuk pengasapan dan pengawetan makanan, sehingga diperlukan
proses lebih lanjut untuk meningkatkan mutu asap cair dari grade 3 nebjadi
grade 2 dan grade 1 yang aman untuk diaplikasikan dengan metoda destilasi.
Asap cair yang diperoleh dari tahap destilasi pertama
atau grade 2 dapat digunakan untuk pengawet ikan pengganti formalin, namun
untuk diaplikasikan sebagai alternatif pengganti pengawet makanan dengan taste
asap yang rendah atau langsung digunakan sebagai pelarut adonan. (Suwarso,
2002).
Pemurnian asap cair dengan metode destilasi akan
menghasilkan rendemen, kadar fenol, karbonil, dan keasaman dari asap cair.
Asap cair yang sudah dipisahkan tadi berdasarkan titik
didihnya maka di ujikan ke bakteri untuk melihat daya antibakteri dan
antioksidannya serta melihat potensi pencoklatan fraksi-fraksi asap cair.
Semakin tinggi suhu fraksinasi maka kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri pathogen semakin besar, hal ini disebabkan karena kenaikan suhu pada
kadar fenol dan kadar asam pada destilasi, sebab daya antibakteri dan daya
antioksidan diperankan oleh kadar fenol dan kadar asam dalam asap cair.
BAB V
PENUTUP
Asap cair mempunyai
kemampuan untuk mengawetkan makanan karena adanya senyawa asam, fenol dan
karbonil. Pengasapan konvensinal seperti mutu, citra rasa dan aroma yang
konsisten sulit dicapai,senyawa tar terdeposit dan apabila suhunya terlalu
tinggi akan terbentuk senyawa korsinogrenik benzopiren. Pada penggunaan asap
cair fungsi yang diharapkan dari asap seperti citra rasa, warna, anti oksidan
dan anti mikrobia dapat dipertahankan sedangkan kelemahan pengasapan
konvensional dapat diatasi.
BAB VI
BAGIAN INTI
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap
penelitian tentang Pemurnian asap cair dengan ddestilasi dapat disimpulkan
bahwa senyawa fenol, senyawa karbonil, dan senyawa asam hasil destilasi dari
asap cair dapat digunakan sebagai antibakteri dan antioksidan serta untuk
pemberi aroma dan citarasa pada pangan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat
menyampaikan beberapa saran :
1. Dapat
dilakukan pengoptimalan dalam penggunaan asap cair sebagai antibateri dan
antioksidan serta sebagai pengawet terhadap ikan
2. Melakukan
uji daya komponen tar terhadap ikan
yang menggunakanmetode
asap cair tersebut.
3. Melakukan
penyempurnaan dan pengembangan pengguanaan metode asap cair dalam masyarakat
Anonim.Liquid
Smoke (Myzus persicae Sulz.). http://uniiqueok.multiply.com. diakses tanggal 5
Juli 2011.
Anonim.
Komponen Liquid Smoke. http://komplexliquidsmoke.wordpress.com. diakses tanggal
5 Juli 2011.
Anshari,
Dedi. 2009. Impregnasi Asap Cair Sekam padi Poliester Tak jenuh.
Jurnal Kimia Pangan. Diakses tanggal 6 Juli 2011.
Budijanto,
Slamet. 2008. Identifikasi dan UJi Keamanan Asap Cair Sekam padi untuk
Produk Pangan. Jurnal Pascapanen. Diakses tanggal 6 Juli 2011.
Hilmawati,
Endah. 2010. Pengaruh Penambahan Asap Cair Sekam padi Destilasi Dan
Redestilasi Terhadap Sifat Kimia. Jurnal Kimia Analitik. Diakses
tanggal 6 Juli 2011.
Luditama,
Candra. 2006. Isolasi dan Pemurnian Asap Cair Berbahan Dasar Tempurung
dan Sekam padi Secara Pirolisis dan Distilasi. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar