Sabtu, 07 Desember 2013

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Pembuatan Asap Cair Untuk Pengawetan Produk Perikanan Dalam Rangka Pengembangan Potensi Sektor Kelautan Kabupaten Cilacap



KARYA TULIS ILMIAH
Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Pembuatan Asap Cair Untuk Pengawetan Produk Perikanan Dalam Rangka Pengembangan Potensi Sektor Kelautan Kabupaten Cilacap
Disusun Oleh :
Judho Prabowo
6637




DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN CILACAP
SMA NEGERI 1 MAOS
TAHUN AJARAN 2013 / 2014


KATA  PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolongan – Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan pembuatan Asap Cair untuk Pengawetan Produk Perikanan Dalam  Rangka Pengembangan Potensi Kelautan Kabupaten Cilacap “. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penuis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulisberhasil menyelesaikannya dengan baik.
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis IlmiahTingkat SMA / SMK / MA se-Kabupaten Cilacapyang diselenggarakan oleh Politeknik Cilacap Tahun 2013
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak baik itu bimbingan, petunjuk, maupun informasi yang sangat membantu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.                       
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu penuis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun penuis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Cilacap, 25 November 2013


Penyusun
 
                                                                  



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................
i
KATA  PENGANTAR...........................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................
iii
ABSTRAK  ..........................................................................................
iv
BAB 1  PENDAHULUAN



1.1
Latar Belakang  ...............................................................
1

1.2
Rumusan Masalah  .........................................................
2

1.3
Tujuan Penulisan  ...........................................................
2

1.4
Tinjauan   Pustaka...........................................................
2



BAB 2  MANFAAT PENELITIAN
…………………………………….
4



BAB 3  PROSES PENELITIAN



3.1
Alat yang Diperlukan..........................................................
   5

3.2
Bahan yang Diperlukan  ....................................................
5

3.3
ProsesPenelitian................................................................
    5

3.4
Teknik Pengumpulan Data ................................................
6

3.5
Analisis Data......................................................................
6




BAB 4 : PEMBAHASAN



4.1
Pembahasan.....................................................................
8



BAB 5 : PENUTUP……………………………………………………….
BAB 6 : BAGIAN INTI
 9


6.1
Kesimpulan  .....................................................................
    10

6.2
Saran  ..............................................................................
10



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
11










ABSTRAK
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten yang kaya akan sektor agraris dan sektor kelautan. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Cilacap bekerja sebagai petani dan nelayan. Dari kegiata sektor agraris muncul permasalahan tentang menupuknya jumlah limbah sekam padi yang tida bermanfaat.Sedangkan dalam sektor kelautan muncul suatu masalah dalam hal pengolahan hasil produk kelautan karena banyak masyarakat Cilacap yang masih mengolah produk hasil laut dengan metode penggaraman.
 Dengan adanya pemanfaatan limbah sekam padi sebagi asap cair yang diperoleh melalui proses penyulingan,maka diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan diatas, yaitu mengurangi jumlah limbah sekam padi serta menciptakan suatu teknik pengawetan ikan dengan menggunakan metode asap cair yang memiliki kelebihan utama membunuh bakteri tanpa mengurangi nilai gizidaripada teknik penggaraman yang hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri namun mengurangi nilai gizi karen adanya pemaparan sinar matahari langsung pada saat proses penggaraman.

Kata Kunci :, Pengolahan Sekam Padi,Penyulingan,Asap Cair






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten yang kaya akan keunggulan sektor agraris dan sektor pertanian. Kekayaan sektor agraris ditunjukan dengan banyaknya nilai produksi padi di Kabupaten Cilacap. Dengan adanya fakta ini menunjukan bahwa banyak sekam padi yang tidak dimanfaatkan (sebagai limbah) karena masyarakat tidak mengetahui cara untuk memanfaatkan limbah sekam padi tersebut. Inilahnya yang menjadi masalahnya,seperti yang kita ketahui bahwa limbah sekam padi akan memberikan bau tidak sedap (polusi udara).Jika hal ini dibiarkan secara terus menurus maka akan menimbulkan suatu ketidaknyamanan. Padahal sebenarnya,Limbah sekam padi dapat dimanfaatkan.

Untuk itu,kami mengadakan sebuah penelitian menenai pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai salah satu produk pengawetan yang diperoleh melalui metode penyulingan yang nantinya akan menghasilkan asap cair.Asap cair ini,dapat digunakan dalam kegiatan sektor kelautan yaitu sebagai salah satu cara untuk mengawetkan ikan.Dengan menggunakan asap cair,ikan dapat diawetkan dalam waktu yang lebih dibandingkan dengan teknik penggaraman,karena pada teknik penggaraman,seluruh bakteri tidak mati. Selain itu asap cair juga tidak mengakibatkan perubahan rasa pada ikan serta tidak akan mengurangi kandungan nilai gizi pada ikan yang diawetkan.Oleh karena itu,penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan potensi sektor agraris dan sektor kelautan yang dimilki Kabupaten Cilacap.
1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas,dapat dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana proses pembuatan asap cair (Liquid Smoke) dari sekam padi dengan metoda destilasi?
1.3.       Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang dirumuskan,maka tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah ;
1.    Untuk mengenalkan cara membuat asap cair secara sederhana kepada masyarakat dengan bahan sekam padi.
2.    Untuk meningkatkan jumlah produksi olahan ikan di Kabupaten Cilacap melalui pengawetan ikan dengan asap cair.

1.4.       Tinjauan Pustaka
A.           Sekam Padi
Negara Indonesia tergolong negara agraris dimana komoditas utama rakyatnya adalah beras..Padi,selain menghasilan beras juga menghasilkan produk sampingan berupa sekam.Pemanfaatan sekam selama ini belumlah optimal,kebanyakan hanya digunakan sebagai campuran dalam akan ternak. Tidak jarang terlihat pada penggilingan padi tumpukan sekam menggunung dibakar begitu saja. Padahl sekam dapat dijadikan alternatif sumber energi.
Dapat dibayangkan dari 55 juta ton padi,dapat diperleh sekitar 12 juta ton sekam,jadi 1 to padi dapat menghasilkan 220 Kg  sekam. Untuk mengolah 1 ton padi menjadi sekitar 650 kg beras diperlukan energ 30-60 KWh(www.Bung.Hatta.Info.Content.Ir.MuhhibullahAzfaManik,MT ).
B.                       Definisi Asap Cair
Asap cair merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari  uap  hasil  pembakaran  tidak  langsung  maupun  langsung  dari  bahan bahan  yang  banyak mengandung  karbon  serta  senyawa-senyawa  lain, bahan baku yang banyak digunakan adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu. Pszczola (1995), menyatakan asap cair didefinisikan sebagai kondensat berair alami dari kayu  yang  telah  mengalami  aging  dan  filtrasi  untuk memisahkan senyawa  tar  dan  bahan-bahan  tertentu.  Sedangkan  menurut  Darmadji (2009), 
C.           Komponen Penyusun Asap Cair
Komposisi kimia asap cair sekam padi adalah fenol 5,13%, karbonil 13,28%; asam 11,39%. Asap  cair  memiliki  7  macam  senyawa  dominan  yaitu  fenol,  3-metil-1, siklopentadion, 2-metoksifenol, 2-metoksi-4metilfenol,  2, dimetoksifenol,  4-etil-2-metoksifenol  dan  2, dimetoksibenzilalkohol. F
Destilasi merupakan proses pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya, atau pemisahan campuran berbentuk cairan atas komponennya dengan proses penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh destilat dengan komponen-komponen yang hampir murni.. Suhu sekitar 150oC – 200oC sudah cukup untuk menghasilkan asap cair yang bagus..(Hilmawati. 2010: 57).
Pemurnian asap cair bertujuan untuk meminimalisir jumlah tar pada asap cair. Proses tersebut dapat dilakukan dengan proses distilasi seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun asap cair yang baru keluar dari distilasi masih belum langsung dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Karena masih ada proses yang harus dilalui(Hilmawati. 2010: 98).


















BAB II
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat kami melakukan penelitian ini adalah:
1.         Kami dapat mengolah limbah sekam padi menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna
2.         Dapat mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai cara-cara mengolah limbah sekam padi menjadi asap cair yang bermanfaat dalm pegawetan ikan
3.         Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kelebihan pengawetan ikan dengan aspa cair dibandingkan dengan teknik penggaraman.



BAB III
PROSES PENELITIAN

3.1         Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses priolisis pembuatan asap cair, antara lain:
a.      Limbah Sekam Padi
b.      Air
3.2         Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam proses priolisis pembuatan asap cair, antara lain:
a.      Tangki pembakaran
b.      Tangki pendingin
c.      Tabung tar
d.      Jerigen
e.      Tangki destilasi
f.       Saringan
3.3         Proses Pembuatan Asap Cair
1).    Pertama sekam padi dibersihkan dan dikerigka untuk mengurangi kadar  Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang merupakan proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran. Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin.Air pendingin dapatberasal dari air hujan yang ditampung dalam bak penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.
2).    Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu. Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati.
3).    Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan non karsinogenik.
4).    Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat. Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman, efektif dan alami.
3.4         Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah  Metode Literatur /Metode Studi Pustaka dan Metode eksperimen.

3.5         Analisis Data
Berdasarkan data hasil penelitian telah dilakukan (Darmadji, 2002) asap cair yang sudah dipisahkan tadi berdasarkan titik didihnya maka di ujikan ke bakteri untuk melihat daya antibakteri dan antioksidannya serta melihat potensi pencoklatan fraksi-fraksi asap cair. Semakin tinggi suhu fraksinasi  maka kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen semakin besar, hal ini disebabkan karena kenaikan suhu pada kadar fenol dan kadar asam pada destilasi, sebab daya antibakteri dan daya antioksidan diperankan oleh kadar fenol dan kadar asam dalam asap cair. Serta warna-warna yang dihasilkan oleh fraksi-fraksi asap cair tidak begitu menonjol kecoklatannya, hal ini disebabkan karena kadar karbonil tidak mencerminkan untuk membentuk warna coklat walaupun kadar karbonil dihasilkan banyak pada fraksi A, berarti kemampuan karbonil untuk memberikan warna coklat pada pangan tidak begitu berperan pada suhu rendah.









BAB IV
Asap cair diproduksi dengan proses Pirolisa sekam padi pada suhu 4000C selama 1 jam. Asap yang terbentuk kemudian di kondensasikan dengan air sebagai media pendinginnya. Pemurnian asap cair ini dilakukan dengan metode destilasi, dimana asap cair dimasukkan ke dalam labu destilasi. Menurut (Suwarso, 2002) asap cair yang diperoleh dari tahap pirolisiss atau grade 3 masih mengandung tinggi tar dan benzopiren sehingga tidak aman untuk diaplikasikan untuk pengasapan dan pengawetan makanan, sehingga diperlukan proses lebih lanjut untuk meningkatkan mutu asap cair dari grade 3 nebjadi grade 2 dan grade 1 yang aman untuk diaplikasikan dengan metoda destilasi.
Asap cair yang diperoleh dari tahap destilasi pertama atau grade 2 dapat digunakan untuk pengawet ikan pengganti formalin, namun untuk diaplikasikan sebagai alternatif pengganti pengawet makanan dengan taste asap yang rendah atau langsung digunakan sebagai pelarut adonan. (Suwarso, 2002).
Pemurnian asap cair dengan metode destilasi akan menghasilkan rendemen, kadar fenol, karbonil, dan keasaman dari asap cair.
Asap cair yang sudah dipisahkan tadi berdasarkan titik didihnya maka di ujikan ke bakteri untuk melihat daya antibakteri dan antioksidannya serta melihat potensi pencoklatan fraksi-fraksi asap cair. Semakin tinggi suhu fraksinasi  maka kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen semakin besar, hal ini disebabkan karena kenaikan suhu pada kadar fenol dan kadar asam pada destilasi, sebab daya antibakteri dan daya antioksidan diperankan oleh kadar fenol dan kadar asam dalam asap cair.




















BAB V
PENUTUP
Asap cair mempunyai kemampuan untuk mengawetkan makanan karena adanya senyawa asam, fenol dan karbonil. Pengasapan konvensinal seperti mutu, citra rasa dan aroma yang konsisten sulit dicapai,senyawa tar terdeposit dan apabila suhunya terlalu tinggi akan terbentuk senyawa korsinogrenik benzopiren. Pada penggunaan asap cair fungsi yang diharapkan dari asap seperti citra rasa, warna, anti oksidan dan anti mikrobia dapat dipertahankan sedangkan kelemahan pengasapan konvensional dapat diatasi.














BAB VI
BAGIAN INTI

6.1      Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap penelitian tentang Pemurnian asap cair dengan ddestilasi dapat disimpulkan bahwa senyawa fenol, senyawa karbonil, dan senyawa asam hasil destilasi dari asap cair dapat digunakan sebagai antibakteri dan antioksidan serta untuk pemberi aroma dan citarasa pada pangan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyampaikan beberapa saran :
1.   Dapat dilakukan pengoptimalan dalam penggunaan asap cair  sebagai antibateri dan antioksidan serta sebagai pengawet terhadap ikan
2.   Melakukan uji daya komponen tar terhadap ikan yang menggunakanmetode asap cair tersebut.
3.  Melakukan penyempurnaan dan pengembangan pengguanaan metode asap cair dalam masyarakat






Anonim.Liquid Smoke (Myzus persicae Sulz.). http://uniiqueok.multiply.com. diakses tanggal 5 Juli 2011.
Anonim. Komponen Liquid Smoke. http://komplexliquidsmoke.wordpress.com. diakses tanggal 5 Juli 2011.
Anshari, Dedi. 2009. Impregnasi Asap Cair Sekam padi Poliester Tak jenuh. Jurnal Kimia Pangan. Diakses tanggal 6 Juli 2011.
Budijanto, Slamet. 2008. Identifikasi dan UJi Keamanan Asap Cair Sekam padi untuk Produk Pangan. Jurnal Pascapanen. Diakses tanggal  6 Juli 2011.
Hilmawati, Endah. 2010. Pengaruh Penambahan Asap Cair Sekam padi Destilasi  Dan Redestilasi Terhadap Sifat Kimia. Jurnal Kimia Analitik. Diakses tanggal 6 Juli 2011.
Luditama, Candra. 2006. Isolasi dan Pemurnian Asap Cair Berbahan Dasar Tempurung dan Sekam padi Secara Pirolisis dan Distilasi.  Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar